Lontong Tuyuhan adalah kuliner khas Kabupaten Rembang yang mirip dengan lontong opor. Perbedaannya dengan lontong opor adalah kekentalan kuah dan rasanya. Lontong tuyuhan memiliki kuah santan yang lebih encer dibandingkan lontong opor. Rasanya pun terasa sedikit lebih pedas dengan rempah yang terasa lebih ringan dibandingkan lontong opor.
Selain rasanya yang nikmat, lontong tuyuhan memiliki keunikan tersendiri dibanding sajian lontong lain. Lontong, biasanya dibungkus daun pisang berbentuk lonjong atau dibungkus plastik berbentuk persegi. Namun, lontong yang digunakan untuk menyajikan lontong tuyuhan, walaupun dibungkus juga dengan daun pisang, namun memiliki bentuk segitiga. Keunikan lainnya, mayoritas penjual lontong tuyuhan adalah seorang pria. Hal ini disebabkan oleh adanya mitos bahwa lontong tuyuhan akan memiliki cita rasa yang lebih lezat jika disajikan oleh seorang pria. Keunikan berikutnya, konon yang membuat rasa lontong tuyuhan begitu khas adalah air yang digunakan untuk memasak berasal dari tanah Desa Tuyuhan. Tanpa air yang bersumber dari bumi Tuyuhan, sajian lontong tersebut akan terasa kurang sedap. Oleh karena itu, jika lontong tuyuhan dijual di luar daerah Rembang biasanya memiliki cita rasa yang berbeda dibanding aslinya.
Ide memusatkan penjual lontong tuyuhan dalam sebuah sentra kuliner adalah suatu terobosan yang bagus dari pemerintah setempat. Selain berfungsi untuk lebih menarik kunjungan wisatawan, didirikannya sentra kuliner pada tahun 2003 ini pun menjadikan persaingan yang lebib sehat antar penjual lontong tuyuhan. Walaupun berjejer-jejer, tidak terlihat para pemilik warung berebut pelanggan. Mereka seperti membebaskan pengunjung memilih warung yang mana. Mungkin para penjual lontong tuyuhan tersebut sudah sangat mengerti tentang konsep rejeki. Jika memang rejeki, tak akan lari ke mana. Tak perlu teriak-teriak atau gontok-gontokan memperebutkan pelanggan, mereka yakin akan mendapat rejeki masing-masing hari itu.
Memasukkan suapan demi suapan lontong dan lauknya ke dalam mulut, sekilas terbayang kenangan makan lontong tuyuhan bersama Bapak. Walaupun dulu warungnya tidak berjejer dalam satu kawasan pusat kuliner seperti sekarang, namun suasana berada di pinggir sawah tetaplah sama. Perasaan bahagia yang sama mendadak muncul di benak saya. Rasa lezat yang sama juga menyapa indera pengecap saya. Mengakhiri acara makan siang itu, tak lupa saya membawa pulang beberapa porsi lontong tuyuhan untuk Bapak dan Ibu di rumah.
Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan
Jalan raya Lasem – Sulang
Desa Tuyuhan, Kec. Pancur
Rembang – Jawa Tengah
Jalan raya Lasem – Sulang
Desa Tuyuhan, Kec. Pancur
Rembang – Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar