Jumat, 04 November 2016

TERKENANG LONTONG TUYUHAN KHAS LASEM

Lontong Tuyuhan adalah kuliner khas Kabupaten Rembang yang mirip dengan lontong opor. Perbedaannya dengan lontong opor adalah kekentalan kuah dan rasanya. Lontong tuyuhan memiliki kuah santan yang lebih encer dibandingkan lontong opor. Rasanya pun terasa sedikit lebih pedas dengan rempah yang terasa lebih ringan dibandingkan lontong opor.
Kuliner Khas Rembang, Lontong Tuyuhan
Kuliner Khas Rembang, Lontong Tuyuhan
Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan, Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Teriknya matahari siang itu menambah rasa lapar dalam perut. Melihat warung-warung kecil yang berderet dan menjajakan masakan yang sama, yaitu lontong tuyuhan, saya jadi bingung. Bingung memilih warung yang mana. Kalah dengan kemauan perut yang sudah keroncongan, tanpa banyak berpikir, saya singgah di salah satu warung yang cukup ramai. Langsung saya memesan 1 porsi lontong tuyuhan berlauk brutu ayam, bagian tubuh ayam yang paling saya sukai. Di sini memang bisa memesan lauk berbagai macam bagian tubuh ayam yang tidak umum seperti leher, kepala, ceker, ataupun brutu (ekor).
Bentuk lontongnya segitiga lho
Bentuk lontongnya segitiga lho
20140921-IMG_9913
Lontong Tuyuhan berluk brutu ayam. Ini favorit saya.
Selain rasanya yang nikmat, lontong tuyuhan memiliki keunikan tersendiri dibanding sajian lontong lain. Lontong, biasanya dibungkus daun pisang berbentuk lonjong atau dibungkus plastik berbentuk persegi. Namun, lontong yang digunakan untuk menyajikan lontong tuyuhan, walaupun dibungkus juga dengan daun pisang, namun memiliki bentuk segitiga. Keunikan lainnya, mayoritas penjual lontong tuyuhan adalah seorang pria. Hal ini disebabkan oleh adanya mitos bahwa lontong tuyuhan akan memiliki cita rasa yang lebih lezat jika disajikan oleh seorang pria. Keunikan berikutnya, konon yang membuat rasa lontong tuyuhan begitu khas adalah air yang digunakan untuk memasak berasal dari tanah Desa Tuyuhan. Tanpa air yang bersumber dari bumi Tuyuhan, sajian lontong tersebut akan terasa kurang sedap. Oleh karena itu, jika lontong tuyuhan dijual di luar daerah Rembang biasanya memiliki cita rasa yang berbeda dibanding aslinya.
Pemandangan dari sentra kuliner lontong tuyuhan
Pemandangan dari sentra kuliner lontong tuyuhan
Deretan warung penjaja lontong tuyuhan
Deretan warung penjaja lontong tuyuhan
Ide memusatkan penjual lontong tuyuhan dalam sebuah sentra kuliner adalah suatu terobosan yang bagus dari pemerintah setempat. Selain berfungsi untuk lebih menarik kunjungan wisatawan, didirikannya sentra kuliner pada tahun 2003 ini pun menjadikan persaingan yang lebib sehat antar penjual lontong tuyuhan. Walaupun berjejer-jejer, tidak terlihat para pemilik warung berebut pelanggan. Mereka seperti membebaskan pengunjung memilih warung yang mana. Mungkin para penjual lontong tuyuhan tersebut sudah sangat mengerti tentang konsep rejeki. Jika memang rejeki, tak akan lari ke mana. Tak perlu teriak-teriak atau gontok-gontokan memperebutkan pelanggan, mereka yakin akan mendapat rejeki masing-masing hari itu.
Penjual lontong tuyuhan
Penjual lontong tuyuhan
Memasukkan suapan demi suapan lontong dan lauknya ke dalam mulut, sekilas terbayang kenangan makan lontong tuyuhan bersama Bapak. Walaupun dulu warungnya tidak berjejer dalam satu kawasan pusat kuliner seperti sekarang, namun suasana berada di pinggir sawah tetaplah sama. Perasaan bahagia yang sama mendadak muncul di benak saya. Rasa lezat yang sama juga menyapa indera pengecap saya. Mengakhiri acara makan siang itu, tak lupa saya membawa pulang beberapa porsi lontong tuyuhan untuk Bapak dan Ibu di rumah.
Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan
Jalan raya Lasem – Sulang
Desa Tuyuhan, Kec. Pancur
Rembang – Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar